PENGGUNAAN
PEMBELAJARAN ELEKTRONIK (E-LEARNING) SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN PADA MATA PELAJARAN BAHASA
INDONESIA
Oleh
Zainal Nusyirwan
1.
Pendahuluan
Media pembelajaran
merupakan salah satu komponen pembelajaran yang mempunyai peranan penting dalam
Kegiatan Belajar Mengajar. Pemanfaatan media seharusnya merupakan bagian yang
harus mendapat perhatian guru / fasilitator dalam setiap kegiatan pembelajaran.
Oleh karena itu guru / fasilitator perlu mempelajari bagaimana menetapkan media
pembelajaran agar dapat mengefektifkan pencapaian tujuan pembelajaran dalam
proses belajar mengajar.
Pada kenyataannya media pembelajaran masih sering terabaikan dengan
berbagai alasan, antara lain: terbatasnya waktu untuk membuat persiapan
mengajar, sulit mencari media yang tepat, tidak tersedianya biaya, dan
lain-lain. Hal ini sebenarnya tidak perlu terjadi jika setiap guru /
fasilitator telah mempunyai pengetahuan dan ketrampilan mengenai media
pembelajaran.
Harapan yang tidak pernah sirna dan selalu guru tuntut adalah bagaimana
bahan pelajaran yang disampaikan guru dapat dikuasai anak didik secara tuntas.
Ini merupakan masalah yang cukup sulit yang dirasakan oleh guru. Kesulitan itu
dikarenakan anak didik bukan hanya sebagai individu dengan segala keunikannya,
tetapi mereka juga sebagai makhluk sosial dengan latar belakang yang berbeda.
Paling sedikit ada tiga aspek yang membedakan anak didik satu dengan yang
lainnya, yaitu aspek intelektual, psikologis, dan biologis. Ketiga aspek
tersebut diakui sebagai akar permasalahan yang melahirkan bervariasinya sikap
dan tingkah laku anak didik disekolah. Salah satu bentuk media pembelajaran
yang akan memudahkan bagi guru dan siswa dalam proses belajar mengajar adalah
E-Learning. Pembelajaran elektronik atau e-learning telah dimulai pada tahun
1970-an. Berbagai istilah digunakan untuk mengemukakan pendapat/gagasan tentang
pembelajaran elektronik, antara lain adalah: on-line learning, internet-enabled
learning, virtual learning, atau web-based learning.
Dalam pendidikan konvensional fungsi e-learning bukan untuk mengganti,
melainkan memperkuat model pembelajaran konvensional. Dalam hal ini fungsi e-learning sebagai berikut:
a. E-learning merupakan penyampaian informasi,
komunikasi, pendidikan, pelatihan secara on-line.
b. E-learning menyediakan seperangkat alat yang
dapat memperkaya nilai belajar secara konvensional (model belajar konvensional,
kajian terhadap buku teks, CD-ROM, dan pelatihan berbasis komputer) sehingga
dapat menjawab tantangan perkembangan globalisasi.
c. E-learning tidak berarti menggantikan model
belajar konvensional di dalam kelas, tetapi memperkuat model belajar tersebut
melalui pengayaan content dan pengembangan teknologi pendidikan.
Berdasarkan uraian di atas, penulis Ada beberapa permasalahan yang dapat
dibahas dalam perumusan masalah dari makalah ini, yaitu:
1. Apakah pengertian media pembelajaran?
2. Bagaimana fungsi media pembelajaran?
3. Apakah pengertian pembelajaran elektronik (E-learning)?
4. Bagaimana fungsi E-Learning sebagai media
pembelajaran pada mata pelajaran bahasa
Indonesia?
2.
Pembahasan
2.1
Pengertian Media Pembelajaran
Kata media berasal dari bahasa Latin medio
atau medius. Dalam bahasa Latin, media dimaknai sebagai antara. Sedangkan dalam bahasa Arab, media
adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim kepada penerima pesan. Media merupakan bentuk jamak dari
medium, yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar. Secara khusus,
kata tersebut dapat diartikan sebagai alat komunikasi yang digunakan untuk
membawa informasi dari satu sumber kepada penerima. Dikaitkan dengan
pembelajaran, media dimaknai sebagai alat komunikasi yang digunakan dalam
proses pembelajaran untuk membawa informasi berupa materi ajar dari pengajar
kepada peserta didik sehingga peserta didik menjadi lebih tertarik untuk
mengikuti kegiatan pembelajaran.
Satu hal yang perlu diingat bahwa peranan
media tidak akan terlihat apabila penggunaannya tidak sejalan dengan isi dan
tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan. Secanggih apa pun media tersebut,
tidak dapat dikatakan menunjang pembelajaran apabila keberadaannya menyimpang
dari isi dan tujuan pembelajarannya. Media adalah segala sesuatu yang dapat
digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga dapat
merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan minat serta perhatian siswa
sedemikian rupa sehingga proses belajar terjadi (Sadiman,2002:6).
Nana Sudjana (2001:14), menyatakan bahwa
media pengajaran (pembelajaran) adalah bahan, alat, atau teknik yang digunakan
dalam kegiatan belajar mengajar dengan maksud agar proses interaksi komunikasi
edukasi antara guru dan siswa dapat berlangsung secara tepat guna dan berdaya
guna. Berdasarkan definisi tersebut, media pembelajaran memiliki manfaat yang
besar dalam memudahkan siswa mempelajari materi pelajaran. Media pembelajaran
yang digunakan harus dapat menarik perhatian siswa pada kegiatan belajar
mengajar dan lebih merangsang kegiatan belajar siswa.
2.2 Fungsi Media Pembelajaran
Ada dua fungsi utama media pembelajaran yang perlu kita ketahui.
2.2.1 Fungsi media pembelajaran sebagai alat
bantu dalam pembelajaran
Setiap materi ajar memiliki tingkat kesukaran yang bervariasi. Pada satu
sisi ada materi ajar yang tidak memerlukan alat bantu, tetapi di lain pihak ada
materi ajar yang sangat memerlukan alat bantu berupa media pembelajaran. Media
pembelajaran yang dimaksud antara lain berupa globe, grafik, gambar, dan
sebagainya. Materi ajar dengan tingkat kesukaran yang tinggi tentu sukar
dipahami oleh siswa. Tanpa bantuan media, maka materi ajar menjadi sukar
dicerna dan dipahami oleh setiap siswa. Hal ini akan semakin terasa apabila
materi ajar tersebut abstrak dan rumit/kompleks. Sebagai alat bantu, media
mempunyai fungsi melicinkan jalan menuju tercapainya tujuan pembelajaran.
Hal ini dilandasi keyakinan bahwa kegiatan pembelajaran dengan bantuan
media mempertinggi kualitas kegiatan belajar siswa dalam tenggang waktu yang
cukup lama. Itu berarti, kegiatan belajar siswa dengan bantuan media akan
menghasilkan proses dan hasil belajar yang lebih baik daripada tanpa bantuan
media.
2.2.2 Fungsi
media pembelajaran sebagai sumber belajar
Media sebagai sumber belajar. Sumber belajar adalah segala sesuatu yang
dapat dipergunakan sebagai tempat bahan pembelajaran untuk belajar peserta
didik tersebut berasal.
Sumber belajar dapat
dikelompokkan menjadi lima kategori, yaitu manusia, buku perpustakaan, media
massa, alam lingkungan, dan media pendidikan. Media pendidikan, sebagai salah
satu sumber belajar, ikut membantu guru dalam memudahkan tercapainya pemahaman
materi ajar oleh siswa, serta dapat memperkaya wawasan siswa.
Adapun mengapa media pembelajaran yang tepat dapat membawa keberhasilan
belajar dan mengajar di kelas karena media pembelajaran khususnya media visual
memiliki empat fungsi yaitu:
a.
Fungsi
atensi, yaitu dapat menarik dan mengarahkan perhatian siswa untuk
berkonsentrasi kepada isi pelajaran yang berkaitan dengan makna visual yang
ditampilkan atau menyertai teks materi dan pelajaran.
b.
Fungsi
afektif, yaitu dapat menggugah emosi dan sikap siswa.
c.
Fungsi
kognitif, yaitu memperlancar tujuan untuk memahami dan mengingat
informasi/pesan yang terkandung dalam gambar.
d.
Fungsi
compensations, yaitu dapat mengakomodasikan siswa yang lemah dan lambat
menerima dan memahami isi pelajaran yang disajikan dengan teks atau secara
verbal.
Alasan-alasan mengapa media pembelajaran
dapat mempertinggi proses belajar siswa yaitu:
a.
Alasan yang
pertama yaitu berkenaan dengan menfaat media pengajaran itu sendiri, antara
lain:
1) Pengajaran lebih menarik perhatian siswa,
sehingga menumbuhkan motivasi belajar.
2) Bahan pengajaran lebih jelas maknanya,
sehingga dapat menguasai tujuan pembelajaran dengan baik.
3) Metode pengajaran akan bervariasi.
4) Siswa dapat lebih banyak melakukan aktivitas
belajar, seperti mengamati, melakukan, mendemonstrasikan dan lain-lain.
b.
Alasan kedua
yaitu sesuai dengan taraf berpikir siswa. Dimulai dari taraf berfikir konkret
menuju abstrak, dimulai dari yang sederhana menuju berfikir yang kompleks.
Sebab dengan adanya media pengajaran hal-hal yang abstrak dapat dikonkretkan,
dan hal-hal yang kompleks dapat disederhanakan.
2.3
Pengertian E-learning
Istilah e-learning Banyak para ahli yang mendefinisikan e-learning
sesuai sudut pandangnya. Karena e-learning kepanjangan dari elektronik learning
ada yang menafsirkan e-learning sebagai bentuk pembelajaran yang memanfaatkan
teknologi elektronik (radio, televisi, film, komputer, internet).
Definisi e-learning merujuk dari buku panduan pembelajaran elektronik (Kemendikbud:
2011) bahawa e-learning sebagai sembarang pengajaran dan pembelajaran yang
menggunakan rangkaian elektronik (LAN, WAN, atau internet) untuk menyampaikan
isi pembelajaran, interaksi, atau bimbingan. Dijelaskan pula bahwa istilah
“e” atau singkatan dari elektronik dalam e-learning digunakan sebagai istilah
untuk segala teknologi yang digunakan untuk mendukung usaha-usaha pengajaran
lewat teknologi elektronik internet.
a. E-learning bersifat jaringan, yang membuatnya
mampu memperbaiki secara cepat, menyimpan atau memunculkan kembali,
mendistribusikan, dan sharing pembelajaran dan informasi.
b. E-learning dikirimkan kepada pengguna melalui
komputer dengan menggunakan standar teknologi internet. CD ROM, Web TV, Web
Cell Phones, pagers, dan alat bantu digital personal lainnya.
c. E-learning terfokus pada pandangan
pembelajaran yang paling luas, solusi pembelajaran yang mengungguli paradikma
tradisional dalam media pembelajaran.
Uraian di atas menunjukan bahwa sebagai dasar
dari e-learning adalah
pemanfaatan teknologi internet. Jadi e-learning merupakan bentuk pembelajaran
konvensional yang dituangkan dalam format digital melalui teknologi internet.
Oleh karena itu e-learning dapat digunakan dalam sistem pendidikan jarak jauh
dan juga sistem pendidikan konvensional.
2.4
Fungsi E-Learning Sebagai Media Pembelajaran
Bahasa Indonesia
E-learning merupakan pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi
untuk melakukan transfer ilmu pengetahuan,bukan hanya meliputi online learning,
virtual learning, web-based learning melainkan juga termasuk di dalamnya
pembelajaran yang menggunakan teknologi komputer baik secara online maupun
offline.
Terdapat dua model pengembangan e-learning, yakni synchronous e-learning
dan asynchronous e-learning.
Penggunaan e-learning sebagai media pembelajaran untuk menunjang
pelaksanaan proses belajar Bahasa Indonesia, diharapkan dapat meningkatkan daya
serap dari siswa atas materi yang diajarkan; meningkatkan partisipasi aktif
dari siswa; meningkatkan kemampuan belajar mandiri siswa; meningkatkan kualitas
materi pendidikan dan pelatihan, meningkatkan kemampuan menampilkan informasi
dengan perangkat teknologi informasi. Dengan perangkat biasa sulit untuk
dilakukan; memperluas daya jangkau proses belajar-mengajar sedangkan menggunakan jaringan komputer, tidak terbatas
pada ruang dan waktu.
Ada beberapa strategi pengajaran yang dapat diterapkan dengan
menggunakan teknologi e-learning sebagai
media pembelajaran pada mata pelajaran
bahasa Indonesia adalah sebagai berikut :
Learning by doing. Simulasi belajar dengan melakukan apa yang
hendak dipelajari; contohnya adalah Menampilkan sebuah video drama yang akan diperagakan oleh siswa pada
pembelajaran drama
Incidental learning. Mempelajari sesuatu secara tidak langsung.
Tidak semua hal menarik untuk dipelajari, oleh karena itu dengan strategi ini
seorang siswa dapat mempelajari sesuatu melalui hal lain yang lebih menarik,
dan diharapkan informasi yang sebenarnya dapat diserap secara tidak langsung.
Misalnya mempelajari bahasa daerah di Indonesia dengan cara melakukan
“perjalanan maya” ke daerah-daerah tersebut.
Learning by reflection. Mempelajari sesuatu dengan mengembangkan
ide/gagasan tentang subyek yang hendak dipelajari. Siswa didorong untuk
mengembangkan suatu ide/gagasan dengan cara memberikan informasi awal dan
aplikasi akan “mendengarkan” dan “menyimak” memproses masukan ide/gagasan dari
siswa untuk kemudian diberikan informasi lanjutan berdasarkan masukan dari
siswa. Contoh video tentang informasi tentang binatang buaya terbesar di dunia,siswa dapat menulis
kembali dalam bentuk sebuah tulisan tentang binatang buaya tersebut
Case-based learning. Mempelajari sesuatu berdasarkan kasus-kasus
yang telah terjadi mengenai subyek yang hendak dipelajari. Siswa dapat
mempelajari suatu materi dengan cara menyerap informasi dari nara sumber yang memberi
materi tersebut. Contoh tentang
penjelasan mengenai penulisan puisi.
Learning by exploring. Mempelajari sesuatu dengan cara melakukan
eksplorasi terhadap subyek yang hendak dipelajari didorong untuk memahami suatu
materi dengan cara melakukan eksplorasi mandiri atas materi tersebut. Siswa
diposisikan dalam sebagai seseorang yang harus mencapai tujuan/sasaran dan
aplikasi menyediakan fasilitas yang diperlukan dalam melakukan hal tersebut. Siswa
kemudian menyusun strategi mandiri untuk mencapai tujuan tersebut. Misalkan video cerita tentang seorang tokoh, siswa
mengekpresikan karakter tokoh tersebut.
Faktor yang menjadi pertimbangan penggunaan pembelajaran elektronik sebagai media pembelajaran bahasa Indonesia sebagai
berikut
a.
Relevansi
pengadaan media pendidikan edukatif
b.
Kelayakan
pengadaan media pendidikan edukatif
c.
Kemudahan
pengadaan media pendidikan edukatif
Media pembelajaran elektronik dipilih berdasarkan tujuan instruksional yang
telah ditetapkan baik dari segi kognitif, afektif, dan psikomotor. Keterpaduan
(validitas).Media pembelajaran elektronik mendukung isi pelajaran yang sifatnya fakta,
konsep, prinsip atau generalisasi.sebagai media yang terbaik. Sehingga guru
dapat memilih media yang ada, mudah diperoleh dan mudah dibuat sendiri oleh
guru. Media pembelajaran Elektronik dapat digunakan dimanapun dan kapanpun
dengan peralatan yang ada di lingkungan sekitarnya, dan mudah dibawa dan
dipindahkan ke mana-mana. Mutu teknis. Pengembangan visual baik gambar maupun
fotograf dapat memenuhi persyaratan teknis. Media pembelajaran elektronik dapat
digunakan sesuai dengan taraf berfikir siswa. Media pembelajaran elektronik dapat menunjang dan membantu pemahaman siswa
terhadap pelajaran Bahasa Indonesia sehingga proses pembelajaran dapat berjalan
dengan lancar dan sesuai dengan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.
3.
Penutup
Media merupakan suatu perantara (alat) untuk
mencapai tujuan pembelajaran. Penggunaan media yang tepat dapat menunjang
keberhasilan dalam proses pembelajaran. Hal ini akan lebih mempermudah bagi
guru dan siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran.
E-learning merupakan bentuk pembelajaran
konvensional yang dituangkan dalam format digital melalui teknologi Visual dan
internet. Oleh karena itu e-learning dapat digunakan dalam sistem pendidikan
jarak jauh dan juga sistem pendidikan konvensional.Dan guru dapat memilih media pembelajaran
elektronik dengan bahan pembelajaran
bahasa Indonesia yang sesuai sehingga tujuan pembelajaran tersebut dapat dicapai dengan baik dan
lancar.
DAFTAR
PUSTAKA
Harjanto.
Perencanaan pengajaran. Rineka
cipta,2008
Panduan
Pembelajaran Elektronik (E-Learning) di Sekolah Dasar. Kenmendikbud,
2011
S. Sadiman, Arief, dkk. Media Pendidikan. Jakarta: Rajawali Pers
Sudjana,
Nana dan Rivai, Ahmad. Media Pengajaran. Bandung: Sinar baru
Algensindo, 2001
Diunduh http://media-grafika.com/mengenal-media-pembelajaran
tanggal 13 Maret 2012
jam 12.05 WIB
13 Maret 2012 jam 13.05 WIB
Diunduh
http://mihwanuddin.wordpress.com/2011/09/13/makalah-e-%E2%80%93-
learning/
tanggal 13 Maret 2012 jam 13.15 WIB
2012 jam 13.30 WIB
0 komentar:
Posting Komentar